Mengenal TBC: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegah Penularan Tuberkulosis
Pernahkah Anda mendengar tentang penyakit yang diam-diam bisa menyebar melalui udara dan menyerang tubuh tanpa disadari? Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sudah terpapar hingga gejala muncul setelah berminggu-minggu. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, dan jika tidak ditangani dengan baik, dapat menimbulkan dampak serius. Ya, inilah Tuberkulosis (TBC), salah satu penyakit menular yang masih menjadi perhatian serius di seluruh dunia. Lalu, bagaimana sebenarnya penularan terjadi, apa saja gejalanya, dan bagaimana cara mencegah serta mengatasinya?
Pengertian Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini terutama menyerang paru-paru, meskipun dapat menyebar ke organ lain seperti tulang, ginjal, atau otak. TBC dapat menular melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, melepaskan partikel droplet yang mengandung bakteri tersebut.
Sumber Penularan TBC
Penularan TBC terjadi melalui udara yang tercemar oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Seseorang dapat terinfeksi jika menghirup droplet dari orang yang sudah terinfeksi TBC aktif, terutama jika mereka berada dalam kontak dekat dan berkepanjangan dengan penderita. Lingkungan dengan ventilasi buruk meningkatkan risiko penularan.
Berikut beberapa situasi yang dapat meningkatkan risiko tertular:
- Berada di ruangan tertutup bersama penderita TBC aktif.
- Kontak langsung dan sering dengan penderita, misalnya di rumah atau tempat kerja.
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pada penderita HIV/AIDS atau malnutrisi.
Gejala TBC
Gejala utama TBC paru meliputi:
- Batuk berkepanjangan lebih dari 2 minggu.
- Batuk disertai darah atau dahak.
- Nyeri dada, terutama saat bernapas atau batuk.
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
- Demam ringan, biasanya terjadi di sore hari.
- Berkeringat di malam hari.
- Lemas atau mudah lelah.
TBC juga dapat menyerang bagian tubuh lain (ekstrapulmonal), dan gejalanya akan bervariasi tergantung pada organ yang terinfeksi.
Pencegahan TBC
- Vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin), Vaksin ini diberikan kepada bayi baru lahir dan dapat memberikan perlindungan terhadap bentuk TBC berat, terutama pada anak-anak.
- Hindari Kontak dengan Penderita TBC Aktif, Hindari berada di ruangan tertutup atau tidak berventilasi baik bersama orang yang terinfeksi TBC.
- Meningkatkan Ventilasi, Pastikan ruangan tempat tinggal memiliki sirkulasi udara yang baik, sehingga bakteri tidak terkumpul di dalam ruangan.
- Menggunakan Masker, Pada situasi risiko tinggi, seperti di rumah sakit atau saat mengunjungi penderita TBC, menggunakan masker dapat mengurangi kemungkinan penularan.
- Meningkatkan Daya Tahan Tubuh, Pola hidup sehat dengan konsumsi makanan bergizi, cukup tidur, dan olahraga teratur dapat membantu menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari infeksi.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Terkena TBC?
Jika seseorang terdiagnosis terkena TBC, langkah-langkah yang harus diambil meliputi:
1. Isolasi Sementara
Penderita TBC harus segera mendapatkan pengobatan dengan antibiotik sesuai anjuran dokter. Pengobatan biasanya berlangsung selama 6-9 bulan dengan kombinasi beberapa jenis obat anti-TBC. Penting untuk menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan agar bakteri benar-benar hilang dan mencegah resistensi obat.
2. Isolasi Sementara
Selama masa pengobatan awal, penderita sebaiknya mengurangi kontak dengan orang lain, terutama di ruang tertutup, hingga risiko penularan menurun.
3. Kontrol Rutin
Penderita perlu memantau kondisi kesehatan mereka secara berkala dan menjalani pemeriksaan lanjutan untuk memastikan efektivitas pengobatan.
4. Dukungan Nutrisi
Makan makanan bergizi selama masa pengobatan dapat mempercepat pemulihan.
5. Membuka Sirkulasi Udara dan Sinar Matahari
Penting untuk menjaga sirkulasi udara yang baik di dalam ruangan dengan membuka jendela dan pintu agar udara segar serta sinar matahari masuk. Sinar ultraviolet dari matahari dapat membantu membunuh bakteri penyebab TBC, sehingga mengurangi risiko penyebaran penyakit.
6. Pentingnya Edukasi
Menyadari pentingnya melanjutkan pengobatan sesuai dengan resep dokter, meskipun gejala mungkin sudah hilang, karena menghentikan pengobatan terlalu dini dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten.
Dengan pengobatan yang tepat dan pencegahan yang baik, TBC dapat dikendalikan dan disembuhkan, mengurangi risiko penularan di masyarakat.
Tuberkulosis (TBC) memang merupakan penyakit yang serius, namun bukan berarti tidak bisa diatasi. Penting untuk tidak panik jika Anda atau orang di sekitar Anda terdiagnosis TBC.
Fokuslah untuk menjaga pola hidup sehat dengan makan makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan tidur yang cukup, karena ini dapat membantu tubuh melawan infeksi dan mencegah penularan.
Jika Anda sudah tertular, pastikan untuk meminum obat yang diberikan oleh dokter hingga tuntas sesuai anjuran, meskipun gejala sudah mulai membaik.
Pengobatan yang tidak lengkap dapat menyebabkan bakteri menjadi kebal terhadap obat, sehingga penyakit lebih sulit untuk disembuhkan. Dengan pencegahan yang baik dan pengobatan yang tepat, TBC bisa diatasi, dan Anda dapat kembali sehat sepenuhnya.
Referensi
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia .2022. TBC. Diakses melalui https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1375/tbc
World Healt Organization. 2023. Tuberculosis. Diakses melalui https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis TBC Indonesia. 2024.
Panduan Lengkap Pengobatan Tuberkulosis: Cara Efektif Mengatasi TBC. Diakses melalui https://tbindonesia.or.id/panduan-lengkap-pengobatan-tuberkulosis-cara-efektif-mengatasi-tbc/