News
    Community Connect: PPTI Menjadi Jembatan Pendekatan Komunitas dan Pendekatan Klinis dalam Penanganan TB di Indonesia

    Community Connect: PPTI Menjadi Jembatan Pendekatan Komunitas dan Pendekatan Klinis dalam Penanganan TB di Indonesia

    Bali, 14 November 2024 – Dalam upaya memperkuat kolaborasi global untuk mengatasi tuberkulosis (TB), acara Community Connect menjadi bagian penting pada The Union World Conference on Lung Health yang diselenggarakan di Bali. Konferensi ini merupakan ajang tahunan yang mempertemukan para peneliti, praktisi, dan perwakilan komunitas dari seluruh dunia yang berkomitmen untuk memberantas TB, salah satu penyakit yang masih menjadi tantangan besar bagi kesehatan masyarakat global.

    Community Connect hadir dengan diskusi panel bertema “United for TB Elimination: Collaborative Strategies for Broadening Impact and Mobilizing Multistakeholder.” Diskusi ini mengeksplorasi kolaborasi lintas sektor dan investasi sosial yang dapat memperkuat dampak dan jangkauan upaya eliminasi TB di Indonesia. Panel tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh terkemuka, termasuk Bapak Raimi Panigoro dari Medco Foundation, dr. Nurul N. Luntunga, MPH dari Stop TB Partnership Indonesia, dan drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH dari Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI), dengan R.D Marte dari APCASO sebagai moderator.

    Dalam diskusi, drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH, Sekretaris Umum PPTI, menyoroti pentingnya menggabungkan pendekatan komunitas dengan layanan klinis dalam penanganan TB. “Sebagai organisasi masyarakat sipil, PPTI menjalankan pendekatan berbasis komunitas dan klinis melalui Klinik Utama JRC-PPTI untuk mendukung eliminasi TB di Indonesia. Kami berharap langkah ini dapat menjadi jembatan yang menghubungkan komunitas dengan layanan klinis,” jelas Dyah. Dengan mendekati masyarakat secara langsung, pendekatan ini diyakini mampu memperluas cakupan dan efektivitas upaya eliminasi TB di Indonesia.

    Mengatasi Tantangan Sosial dan Ekonomi dalam Eliminasi TB

    Tidak hanya berfokus pada pendekatan medis, diskusi panel juga mengungkapkan tantangan sosial yang menjadi penghambat utama dalam pemberantasan TB. Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, SpP(K), M.Sc, anggota Badan Pertimbangan PPTI, menambahkan perspektif yang kaya dengan menyatakan, “Permasalahan TB itu hanya 40% bersifat klinis; sisanya melibatkan aspek sosial, ekonomi, dan stigma yang melekat pada penyakit ini.” Menurutnya, kesulitan utama dalam mengatasi TB di Indonesia tidak hanya pada aspek medis, tetapi juga berbagai hambatan non-klinis yang masih mendominasi, seperti kesenjangan sosial, stigma masyarakat, dan keterbatasan ekonomi.

    Stigma terhadap TB kerap mengisolasi pasien, menurunkan motivasi mereka untuk berobat, dan membuat mereka enggan mencari bantuan medis. Dengan sinergi antara komunitas dan klinis yang dijalankan PPTI, tantangan ini dapat diminimalkan melalui pendekatan yang lebih holistik, dengan menyertakan dukungan psikososial dan pemberdayaan masyarakat.

    Mewujudkan Indonesia Bebas TB Melalui Kolaborasi Lintas Sektor

    Community Connect memberikan bukti bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk mencapai target Indonesia bebas TB. Dukungan pemerintah, keterlibatan sektor swasta, serta partisipasi aktif masyarakat adalah elemen-elemen penting yang dapat mengatasi berbagai kendala non-klinis. Melalui pendekatan terpadu ini, harapan untuk melihat Indonesia bebas dari TB menjadi semakin nyata.

    Komitmen untuk Masa Depan Tanpa TB

    Community Connect mengingatkan kita semua bahwa tantangan besar seperti TB hanya bisa diatasi dengan kekuatan kolektif. Kolaborasi yang kuat antara pendekatan komunitas dan klinis, dukungan lintas sektor, serta inovasi dalam pendekatan sosial dan medis adalah pondasi penting menuju Indonesia yang sehat dan terbebas dari ancaman TB.

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *