Mengurangi Jaringan Penularan: Investigasi Kontak untuk Eliminasi TB
PPTI Pusat setiap bulannya mengadakan workshop regular. Workshop ini sudah berjalan kurang lebih selama setahun. PPTI juga memberikan kesempatan kepada PPTI cabang dan wilayah untuk berpartisipasi menjadi host dalam workshop tersebut. Adanya workshop ini tentu memiliki tujuan. Terdapat dua jenis tujuan, baik secara khusus dan secara umum. Beberapa tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan pengurus dan anggota PPTI serta komunitas masyarakat tentang Strategi Nasional Penanggulangan TB dan meningkatkan pengetahuan dan wawasan pengurus dan anggota PPTI untuk peningkatan kinerja organisasi dalam implementasi program kegiatan.
Pada hari Kamis, 31 Oktober 2024, PPTI wilayah Banten berkesempatan menjadi host workshop regular. Tema yang diangkat oleh PPTI wilayah Banten pun sangat menarik, yaitu Investigasi Kontak Sebagai Strategi Eliminasi TB di Masyarakat. Workshop ini merupakan workshop pertama Ibu Ir. Yani Panigoro selaku ketua umum baru PPTI Pusat untuk memberikan sambutan. Ketua Umum PPTI Ibu Yani Panigoro berharap dengan adanya workshop ini dapat menjadi pembelajaran untuk kita semua dan memacu kinerja organisasi sehingga PPTI mampu memberikan organisasi nyata dan kontribusi nyata dalam penanggulangan TB di wilayah kerja masing-masing, dan dapat bersatu menjadi lebih kuat untuk eliminasi TB tahun 2030.
Paparan dimulai dengan gambaran kebijakan TB di Provinsi Banten oleh Dr. dr. Hj. Ati Pramudji Hastuti, MARS, dilanjutkan dengan pemaparan dari Ibu Lidwiana Listiani S.Kep. M.K.M mengenai pelaksanaan IK yang efektif Komunitas untuk skrining TB di masyarakat . Ibu Betty Nababan M. Epid dari Komunitas STPI Penabulu dan Ibu Fitri Dewi dari kader yang turut membagikan peran komunitas dan praktik baik IK yang terbukti efektif di masyarakat.Dr. dr. Hj. Ati Pramudji Hastuti, MARS sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten memaparkan mengenai Kebijakan Program Penanggulangan Tuberkulosis Provinsi Banten. Menurut Global TB Report tahun 2023, Indonesia menempati posisi ke-2 setelah India dengan estimasi kasus sebanyak 1.060.000 kasus. Dengan banyaknya angka estimasi kasus ini indonesia memiliki target insiden rate TB adalah 65/100.000 penduduk, namun yang terjadi di Indonesia kasus TB mencapai 385/100.000 penduduk. Ditampilkan juga situasi Capaian
Program TB di Indonesia pada tahun 2021-2024.
Dr. dr. Hj. Ati Pramudji Hastuti, MARS menyebutkan bahwa perlunya dukungan semua pihak lintas sektor dan program dari seluruh lapisan masyarakat untuk penanggulangan di Indonesia ini. Beberapa upaya yang dilakukan untuk upaya percepatan penanggulangan Tuberkulosis yaitu:
1. Upaya Preventif Terhadap TBC
- Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
- Penerapan Pencegahan dan
- Pengendalian Infeksi (PPI) di Fasyankes
- Pemanfaatan hasil riset teknologi
- yang mendukung program TB
2. Upaya Peningkatan Notifikasi Kasus
- Active Case Finding (ACF)
- Investigasi Kontak pelibatan kader/komunitas
- Pelibatan jaringan RS Swasta & Rs Pemerintah terbesar
- Implementasi regulasi BPJS Kesehatan dihubungkan dengan notifikasi di SITB
3. Upaya Peningkatan Success Rate (TSR)
- PMO dan pelibatan komunitas
- Pemantauan efek samping obat
- Pelacakan kasus TB yang mangkir & loss to follow up
- Pemanfaatan regimen jangka pendek TB SO/ TB RO
4. Upaya Peningkatan Terapi Pencegahan TB (TPT)
- Penguatan kapasitas tenaga kesehatan terhadap penanganan ILTB
- Pemanfaatan paduan/regimen TPT jangka pendek
- Integrasi upaya pemberian TPT melalui Active Case Finding
Dilanjut dengan Wasor TB Provinsi Banten, Lidwiana Listiani.S.Kep.M.K.M memaparkan tentang Pelaksanaan Investigasi Kontak Tuberkulosis Provinsi Banten. Saat ini pelaksanaan investigasi kontak (IK) di Provinsi Banten menghadapi tantangan besar dalam mencapai target yang ditetapkan. Pada kasus indeks TB yang terkonfirmasi bakteriologis, cakupan IK baru mencapai 46%, jauh dari target 90% yang diharapkan. Artinya, lebih dari separuh kontak pada kasus bakteriologis belum terlacak atau diperiksa, yang berpotensi menjadi sumber penularan TB lebih lanjut di masyarakat. Sementara itu, pada kasus indeks klinis, capaian IK bahkan lebih rendah, yaitu hanya 22% dari target 30%.
Ibu Lidwiana Listiani.S.Kep.M.K.M menyampaikan bahwa Pemprov Banten berkomitmen mencapai target eliminasi TB pada tahun 2030 sesuai dengan Strategi Nasional Penanggulangan TB. Kebijakan yang diterapkan mencakup penguatan investigasi kontak sebagai langkah penting untuk mencapai cakupan 90% dari kasus indeks bakteriologis, pemberian Terapi Pencegahan TB (TPT) bagi kontak yang sehat, serta peningkatan keterlibatan lintas sektor. Tetapi terdapat beberapa tantangan yang dihadapi yaitu:
- Masih ada stigma di masyarakat tentang penyakit TB sehingga terjadi penolakan dari masyarakat untuk dilakukan IK.
- Kontak yang sudah dilakukan IK, tidak datang kembali ke Puskesmas untuk membawa sampel dahak.
- Kapasitas tenaga puskesmas dan kader yang yang mempengaruhi kualitas pelaksanaan IK
- Delay reporting dalam pelaporan penemuan kasus hasil IK.
- Pasien susah ditemui pada jam kerja atau alamat pasien tidak ditemukan.
- Kasus Indeks yang ditemukan oleh RS belum dilakukan investigasi kontak.
- Integrasi data hasil IK dari SITK dan SITB yang belum optimal.
Dalam menghadapi tantangan ini, Pemprov banten telah berupaya untuk memberikan solusi dan tindak lanjut berupa :
- Memberi edukasi kepada masyarakat melalui kegiatan penyuluhan dan bekerja sama dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan lembaga/organisasi masyarakat lainnya.
- Melakukan jemput bola untuk mengambil sampel dahak
- Mengadakan pelatihan/refreshment dan menyediakan media KIE untuk petugas dan kader.
- Kabupaten/kota melakukan validasi dan monitoring data IK secara rutin, serta bimbingan teknis dan OJT SITB ke petugas kesehatan
- Koordinasi dengan setempat, kunjungan RT/RW atau stakeholder ulang untuk pasien yang belum dilakukan IK dan pada kontak yang memenuhi rujukan tapi belum periksa/datang ke puskesmas
- Kab/kota melakukan OJT dan bimbingan ke petugas TB RS terkait menu rujukan IK di SITB.
- Pelaksanaan IK sesuai kebijakan sharing data yang baru
Betty Nababan M. Epid dari Komunitas STPI Penabulu memaparkan mengenai Peran Komunitas Untuk Penanggulangan TB di Masyarakat. Peran Konsorsium Komunitas STPI Penabulu – STPI yang merupakan pelaksana dana hibah The Global Fund untuk komponen TBC komunitas sejak Januari 2021 (GC-6) dan dilanjutkan sampai Desember 2026 (GC-7). Konsorsium Komunitas dibentuk oleh organisasi Yayasan Penabulu dan Stop TB Partnership Indonesia. Komunitas berusaha melakukan upaya-upaya untuk eliminasi di Indonesia tahun 2030. Terdapat 6 Kegiatan utama PR Konsorsium komunitas yaitu:
- Investigasi Kontak: Penemuan kasus dan pemberian TPT
- Community Outreach: Penemuan kasus, penyuluhan dan screening pada populasi risiko tinggi dan congregate settings
- Intervensi pendampingan komunitas pada Pasien terdiagnosa TB-RO
- Pemantauan berbasis komunitas (Community-Led monitoring/CLM) TB
- Peningkatan kapasitas organisasi masyarakat sipil menuju keterlibatan aktif komunitas yang lebih bermakna
- Surveilans berbasis komunitas (Modelling community-based surveillance)
Terdapat beberapa langkah yang dilakukan oleh PR Konsorsium Penabulu untuk meningkatkan Investigasi Kontak yaitu:
- Menjalin koordinasi yang baik dengan Dinas Kesehatan dan Fasyankes sehingga memudahkan proses penarikan data dan konfirmasi alamat kasus indeks.
- Menjalin kerjasama dan membuat MOU antara rumah sakit yang difasilitasi langsung oleh Dinas Kesehatan Kota.
- Mengoptimalkan TO komunitas yang ada di kota kabupaten tertentu, untuk melakukan pendekatan RS swasta.
- Kegiatan penemuan kasus dan IK disertai dengan pembagian sembako/sabun/dll (dukungan dari pendanaan lain yang ada) sehingga dapat menarik antusias masyarakat dan meminimalisir adanya penolakan dari masyarakat.
- Kerjasama dalam memberdayakan kader Desa untuk terlibat sebagai kader TB Komunitas, biaya transport kader untuk mengantar dahak ke PKM dibantu menggunakan kas Desa.
- Melibatkan kader dengan latar belakang perawat untuk memudahkan IK dan meningkatkan kualitas IK (melakukan TST, edukasi KS yang menolak di rujuk oleh kader).
Diakhiri oleh Fitri Novi Dewi Handayani sebagai Kader Komunitas PPTI Provinsi Banten memberikan pemaparan tentang Praktik Baik Investigasi Kontak Di Masyarakat. Sebagaimana yang diketahui bahwa Investigasi kontak (IK) merupakan kegiatan pelacakan yang ditujukan pada orang-orang yang kontak dengan pasien TB (indeks kasus) untuk menemukan terduga TB. Sebagai kader Asmara TB, investigasi kontak bukanlah sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Dengan berbagai edukasi dan pengetahuan yang dimiliki maka investigasi kontak dapat berjalan lancar. Kegiatan IK ini diselenggarakan melalui kolaborasi antara puskesmas ataupun rumah sakit dengan komunitas yang ada di masyarakat seperti kader kesehatan dan patient support.
Ibu Fitri menjelaskan bahwa peran kader adalah melakukan edukasi bersama petugas kesehatan untuk mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam upaya penanggulangan TB di masyarakat. Selain itu ada beberapa peran kader yaitu:
- Melakukan pendataan kontak serumah dan kontak erat pasien
- Memberikan edukasi tentang TB ke semua kontak
- Melakukan skrining secara langsung kepada setiap kontak menggunakan web RANSEL TB.
- Jika menemukan terduga, selanjutnya berkoordinasi dengan puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan.
- Memberikan edukasi kepada pasien dan kontak serumah terkait pemberian TPT
- Memantau kepatuhan pasien untuk berobat.
Ibu Fitri juga menyampaikan tentang hambatan dalam investigasi kontak yaitu minimnya pengetahuan masyarakat tentang TB, Diskriminasi Terhadap pasien TB, mitos terkait TB adalah penyakit turunan, tidak terbuka nya masyarakat terhadap TB, dan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap TB. Pemaparan dari Ibu Fitri ini merupakan materi terakhir dari Workshop Regular PPTI yang berjudul “Investigasi Kontak Sebagai Strategi Eliminasi TB Di Masyarakat”.
Dari seluruh penjelasan yang disampaikan oleh narasumber, kita tahu bahwa TB ini merupakan hal serius yang harus dieliminasi dari Indonesia. Tidak mudah dilakukan, kita perlu melibatkan banyak pihak untuk bisa memerangi TB ini. PPTI Banten yang pada Workshop kali ini menjadi Host telah bekerja keras untuk mencapai target-target yang ditetapkan pemerintah meskipun ada target-target yang belum tercapai. Oleh karena, perlu dilakukan upaya-upaya yang telah disampaikan oleh masing-masing narasumber.
Untuk dokumentasi, materi dan kumpulan workshop lainnya dapat di klik di tombol dibawah ini