
Target & Prioritas Kesehatan Dunia 2025
Oleh: Prof Tjandra Yoga Aditama
KITA memasuki hari-hari pertama tahun 2025. Banyak harapan untuk tahun 2025 ini, termasuk bagi kesehatan kita, kesehatan bangsa, dan kesehatan dunia.
Untuk 2025, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sedikitnya punya delapan proyeksi harapan yang akan dicapai bagi kesehatan dunia, yang terbagi dalam lima target dan tiga prioritas kesehatan.
Akan baik jika Indonesia juga punya target sesuai kebutuhan kita, yang perlu dilakukan secara maksimal pada tahun 2025 ini.
Target pertama kesehatan dunia adalah adanya tambahan 1,5 miliar penduduk dunia yang di tahun 2025 menjadi lebih sehat dan sejahtera (better health and well-being).
Ini target yang amat mulia dan perlu diwujudkan juga di negara kita. Derajat kesehatan dan kesejahteraan merupakan komponen utama program kesehatan masyarakat, dan merupakan indikator utama yang perlu diperjuangkan.
Lalu target kedua, WHO memproyeksikan tahun ini akan ada tambahan 585 juta orang yang bisa dilayani dengan pelayanan kesehatan esensial dan tidak mengalami hambatan keuangan untuk mendapatkannya.
Target ini sejalan dengan konsep dasar Universal Health Coverage (UHC) dan punya dimensi Kesehatan yang luas, tidak semata – mata pencapaian cakupan jaminan Kesehatan nasional oleh BPJS Kesehatan.
Proyeksi atau target WHO ketiga pada 2025 ini akan ada tambahan 776,9 juta penduduk dunia yang terlindungi dari kegawatdaruratan Kesehatan (health emergencies), seperti wabah besar dan pandemi.
Sejalan dengan itu, target keempat WHO adalah bisa menyelesaikan Aturan Dunia untuk mengendalikan pandemi, atau semacam Pandemic Agreement ini.
Dengan begitu, dunia dapat lebih terlindungi dalam menghadapi kemungkinan pandemi di waktu mendatang.
Saya sendiri pernah ikut menjadi anggota Delegasi Republik Indonesia (DELRI) dalam pembahasan Pandemic Agrement ini.
Sampai pembahasan putaran ke -13 di akhir 2024 belum dicapai kesepakatan antar negara anggota WHO. Negosiasi diplomatiknya masih alot. Kini Pandemic Agreement ini ditargetkan dapat disepakati pada ajang pertemuan kesehatan dunia World Health Assembly pada Mei 2025, yang mudah – mudahan bisa tercapai.
Kemudian proyeksi atau target WHO kelima adalah sesuatu yang banyak dibicarakan di negara kita, yaitu tentang tengkes atau stunting.
WHO menargetkan tahun ini ada penurunan stunting pada balita di dunia sebesar 40 persen. Kita juga perlu upaya keras agar tengkes/stunting di Tanah Air juga dapat diturunkan secara bermakna.
Selanjutnya WHO juga mencanangkan tiga prioritas kesehatan lainnya pada 2025 ini. Pertama, memprioritaskan investasi multi-sektoral dalam pengendalian penyakit tidak menular (PTM) dan kesehatan jiwa.
Prioritas kedua adalah mengintegrasikan pengendalian dan respons penyakit tidak menular (PTM) dan kesehatan jiwa dengan sistem anggaran masyarakat (public financing systems).
Kita dapat mengerti tentang prioritas penanganan penyakit tidak menular (PTM) ini, setidaknya karena tiga hal.
Kesatu, angkanya terus meningkat dan bahkan sudah melebihi penyakit menular, kedua karena PTM berhubungan dengan gaya hidup yang sehari-hari dilakukan masyarakat dunia, serta ketiga sudah ada berbagai program yang relatif lebih mudah dan jelas hasilnya, yang disebut best buy program, yang baiknya juga diimplementasikan di negara kita.
Prioritas ketiga adalah melakukan berbagai program untuk akselerasi pencapaian Universal Health Coverage (UHC).
Harus diingat bahwa pelayanan kesehatan dalam UHC ini bukan hanya menjangkau semua, atau no one left behind, tetapi juga harus bermutu.
Selain itu, pelayanan kesehatan memang harus menyeluruh dari promotive, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Seperti disampaikan di atas bahwa kajian ini berdasarkan target dan prioritas Kesehatan dunia.
Tentu kita mengharapkan, juga ada target dan prioritas Kesehatan untuk negara kita di awal 2025 ini.
Pemerintah, petugas kesehatan, dan masyarakat secara bersama sesuai peran dan tanggung jawabnya – melakukan upaya maksimal untuk peningkatan derajat kesehatan bangsa kita.
Semoga. Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara
Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit serta Kepala Balitbangkes
Penerima Rakyat Merdeka Award 2022 bidang Edukasi dan Literasi Kesehatan Masyarakat
Penerima Rekor MURI April 2024 peraih artikel COVID-19 terbanyak