Kampung Siaga TBC: Langkah Nyata Melawan Tuberkulosis
Tuberkulosis (TBC) masih menjadi masalah kesehatan global yang serius, terutama di Indonesia. Menurut WHO Global Tuberculosis Report 2023, Indonesia menempati peringkat kedua di dunia dalam beban TBC dengan estimasi 1.060.000 kasus. Di DKI Jakarta saja, tercatat 60.420 kasus pada tahun 2023, termasuk 9.684 kasus TBC Anak, menyoroti besarnya tantangan dalam pengendalian penyakit ini.
Tantangan dalam Penanggulangan TBC
Beberapa tantangan utama dalam pengendalian TBC adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang gejala dan pengobatan, stigma sosial, serta informasi yang tidak tepat. Kondisi ini mengakibatkan sebagian penderita menolak memulai pengobatan atau tidak menyelesaikannya hingga tuntas. Mengatasi TBC tidak cukup hanya dari sektor kesehatan, tetapi memerlukan keterlibatan lintas sektor, mulai dari pemerintah daerah, organisasi masyarakat, hingga masyarakat umum.
Tujuan Pembentukan Kampung Siaga TBC
Sebagai bagian dari komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, program Kampung Siaga TBC dicanangkan untuk menciptakan lingkungan yang lebih peduli, tanggap, dan mampu menanggulangi TBC, demi tercapainya target eliminasi TBC pada 2030. Program ini menyediakan panduan dan standar bagi setiap kecamatan dan kelurahan dalam membentuk Kampung Siaga TBC. Dengan inisiatif ini, pemerintah berharap masyarakat menjadi lebih proaktif dalam mengenali gejala, mendukung pengobatan, dan menjaga lingkungan agar lebih sehat.
Sasaran Program
Sasaran dari program ini meliputi dinas kesehatan kabupaten/kota, puskesmas, kecamatan, kelurahan, perangkat daerah setempat, TP PKK, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta organisasi komunitas lokal seperti Posyandu dan Posbindu. Pelibatan banyak pihak ini bertujuan untuk memperkuat edukasi dan koordinasi dalam upaya pengendalian TBC.
Penilaian Kampung Siaga TBC di DKI Jakarta
Pada tanggal 5 November 2024, PPTI (Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia) dan SR (Sub Recipient) DKI Jakarta diundang untuk menjadi juri dalam penilaian Kampung Siaga TBC. Dari 274 kampung yang ada, dipilih 6 kampung terbaik untuk mempresentasikan kegiatan sehari-hari mereka. Setiap Ketua RW memaparkan kegiatan yang dilakukan, mulai dari penemuan dan pendampingan pasien TBC, pengelolaan kebersihan lingkungan, hingga berbagai ide pemberdayaan warga dalam menanggulangi TBC.
Sebagai bagian dari penilaian lanjutan, pada tanggal 7 November 2024, tim juri mengunjungi salah satu Kampung Siaga TBC di Kelurahan Pela Mampang, RW 01, Jakarta Selatan. Tim yang terdiri dari PPTI, SR DKI Jakarta, dan perwakilan dari Sudinkes, Dinkes, Camat, Lurah, serta aparat setempat, menilai kesesuaian kegiatan di kampung tersebut dengan yang dipresentasikan. Kunjungan ini menjadi kesempatan untuk mengamati dampak langsung program tersebut di masyarakat.
Proses Penentuan Pemenang dan Harapan Masa Depan
Setelah seluruh rangkaian penilaian selesai, hasil penilaian setiap Kampung Siaga TBC akan dikombinasikan untuk menentukan pemenang yang akan diumumkan sebagai Kampung Siaga TBC terbaik di DKI Jakarta. Diharapkan bahwa kegiatan ini akan menginspirasi kampung-kampung lain untuk berpartisipasi lebih aktif, sehingga penemuan dan penanganan kasus TBC di DKI Jakarta dapat dipercepat, membawa kita lebih dekat ke tujuan eliminasi TBC pada 2030.
Mari bersama-sama berperan aktif dalam mendukung Kampung Siaga TBC, demi masa depan yang lebih sehat bagi kita semua.