
Hari Tuberkulosis Sedunia 2025
PERAN PENGAWAS MENELAN OBAT DALAM KEBERHASILAN PENGOBATAN TBC
Angka kasus tuberkulosis atau TBC di Indonesia masih terus meningkat. Berdasarkan Global TB Report 2024, Indonesia menempati peringkat kedua setelah India dengan estimasi beban kasus TBC baru sebanyak 1.090.000 kasus dan kematian sebanyak 125.000 jiwa.
Memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia 2025, dengan tema “GIATKAN: Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis dengan Komitmen dan Aksi Nyata”, Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) menggelar Pekan Kampanye Edukasi TBC.

Ketua Umum PPTI Yani Panigoro menjelaskan kampanye dan skrining TB ini bertujuan mengajak masyarakat berperan aktif dalam memutus mata rantai penularan TBC.
“Selain Aksi Skrining TBC untuk menemukan kasus dan penyuluhan untuk keluarga pasien TB, PPTI juga menguatkan peran Pengawas Menelan Obat dalam mendampingi pasien menjalani pengobatan hingga sembuh,” ujar Yani di Klinik JRC-PPTI (24/3), Jl. Sultan Iskandar Muda, Jakarta Selatan.
Kepada puluhan pasien dan keluarganya, Ketum PPTI berpesan agar mereka selalu semangat dan pantang menyerah menjalani pengobatan. Pengawas Menelan Obat (PMO) memiliki peran penting bagi keberhasilan pengobatan TBC karena PMO mengawasi apakah penderita rutin menelan obat hingga masa pengobatan selesai.

Sementara itu, Prof. Tjandra Yoga Aditama menegaskan peran PMO amatlah penting bagi keberhasilan kesembuhan pasien, sekaligus berkontribusi besar terhadap kesuksesan pengendalian TBC di Indonesia dan bahkan di dunia.
“Salah satu tantangan pengendalian TBC adalah lamanya waktu pengobatan. Pasien kerap merasa jenuh atau lupa minum obat, terutama setelah 2 sampai 3 bulan ketika gejala TB mulai hilang dan tak menuntaskan pengobatan. Padahal, jika pengobatan berhenti di tengah jalan, maka penyakit tidak akan sembuhdan bisa memicu bahaya baru berupa resistensi obat sehingga TB lebih sulit disembuhkan! Di sinilah pentingnya peran PMO dalam mengingatkan pasien minum obat secara teratur, dan kontrol berkala,” tegas anggota Badan Pengawasan PPTI ini.
Setidaknya ada 50 pasien TB dan keluarganya yang mengikuti sosialisasi ini, Selain diskusi interaktif, kegiatan skrining dilanjutkan dengan pemeriksaan dahak di Laboratoriun Tes Cepat Molekuler (TCM) bagi peserta yang menunjukkan gejala
Spesialis paru Klinik JRC-PPTI, Dr. Agi Hijri Tarigan menjelaskan meningkatnya pemahaman pasien TBC dan PMO terkait pentingnya pengobatan TBC sampai tuntas,akan berdampak pada peningkatan angka keberhasilan pengobatan TBC dan mengurangi stigma terhadap pasien TBC.

Kampanye Digital TBC
Di bulan suci Ramadan ini PPTI juga membagi bantuan sosial berupa bahan pokok untuk pasien TBC Klinik JRC-PPTI sebagai bentuk kepedulian untuk meringankan beban pasien selama menjalani pengobatan
Selama sepekan penuh PPTI juga meluncurkan kampanye digital TBC melalui situs web dan seluruh platform media sosial PPTI seperti Instagram, Facebook, Youtube dan Tik Tok. Rangkaian kegiatan ini merupakan langkah awal menuju puncak perayaan HUT ke-57 PPTI yang jatuh pada 20 Mei 2025 mendatang.