BERJUANG MELAWAN TBC

    Namaku  O.  Usiaku 43 tahun. Aku adalah penyintas TBC.

    Jadi begini ceritanya… Dulu, aku pernah batuk parah selama lebih dari 2 minggu yang disertai demam dan berkeringat di malam hari tanpa aktivitas fisik. Berat badanku pun terus merosot. Curiga melihat kondisiku, keluargaku cepat mengajakku ke Klinik JRC-PPTI untuk berobat.

    Pak dokter yang baik hati pun memeriksa paru-paruku dengan teliti. Setelah dironsen dan pemeriksaan dahak, aku dinyatakan  positif mengidap TBC. Sontak rasanya dunia runtuh seketika!  Aku masih muda. Masih bekerja untuk menggapai cita-cita. Kok bisa tertular TBC? 

    Tak hanya takut karena menderita TBC, aku juga malu karena mengidap penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium tuberculosis ini,

    Dokter memberikan Obat Anti TBC yang harus kuminum selama 6 bulan, tanpa putus. Namun, ternyata, efek samping obat anti TBC ini sangat berat. Tak hanya mual tapi juga lemas, muntah dan nyeri ulu hati. Meski berat tapi demi kesehatan dan keselamatan keluargaku, aku terus berjuang berobat sampai sembuh. 

    Enam bulan kemudian, aku kembali ke dokter  dan sudah dinyatakan sembuh. Terima kasih Tuhan. Kini, aku terus menjaga pola hidup sehat, Aku bahkan memotivasi pasien lain untuk terus rajin minum obat. Jangan sampai putus di tengah jalan. Aku juga mengedukasi keluarga dan teman-teman agar terhindar dari TBC.

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *